Friday 4 March 2016

Beli Cemilan #ZeroWaste Yuk!

Ketika ada di daerah asing dan belum sempat orientasi medan, salah satu masalah adalah: kita akan potensial nyampah pas bela-beli makanan/minuman.

Hal ini kejadian saat saya mau pulang dari Jogja. Saat itu, saya akan membeli makanan bekal karena akan melewati waktu sarapan di kereta saat perjalanan menuju Bandung. Daripada di kereta bela-beli makanan, mending nyari makanan di tempat yang lebih variatif pilihannya.  Jadi visinya adalah: mencari makanan yang minimal bisa buat ganjel-ganjel tapi ga nyampah.

Saya mulai menjalankan misi dengan mendeteksi potensi penjual makanan terdekat dari tempat nginep. Di depan tempat nginep ada toko roti, tapi ternyata sudah tutup. Akhirnya ketemu satu supermarket!

Pada dasarnya saya jarang bela-beli makanan jadi di supermarket kecuali yang keringan dan tahan lama. Rada tutup mata aja dululah dengan potensi sampahnya karena beberapa barang memang masih rada sulit cari alternatifnya walaupun dibeli di pasar tradisional.

Dengan kebutuhan cari "sarapan" mulailah mata menjelajah cari makanan yang tak bersampah. Salah satu pilihan adalah BUAH. Kepikirnya kaya apel dan sejenisnya. Tapi dipikir-pikir lagi, kan gada pisau-pisau-an. Atau bisa juga sih beli buah sejenis pisang atau jeruk yaitu buah yang bisa dimakan tanpa harus pakai pisau.

Sebelum akhirnya memutuskan beli buah, saya kelalang-keliling cari alternatif lain. Rasanya hampir semua berkemasan plastik warna-warni. Tak bisa didaur ulang pula plastik macam itu. Ujungnya jadi sampah dan numpuk menuh-menuhin TPA. Nah, tapi satu bagian yang menarik yaitu snack-snack curah. Belum berkemasan dan dipajang dengan cantik.




Gorengan emang gak baik heheheh, tapi ini pikabitaeun. Tapi kemudian mikir lagi: Kira-kira bakal bisa ga ya, beli cemilan ini pakai wadah yang dibawa sendiri?

Dan hasilnya adalaaaahhhhhhhhhhh: BISA.


Wadah snack yang saya bawa sendiri. Misting tea geuning. Cuma lupa gak foto bagian isinya zzz


Hatur nuhun kepada mas-mas superindo yang mau bolak-balik ladenin pembeli bawel ini  :)
Saya beli 2 item snack yaitu jamur dan teri goreng tepung. Kuduna ngurangin gorengan, tapi sesekali mah gapapa lah (ngeles).

Pertamanya saya minta si mas timbang mistingnya dan lalu di-nol-in. Lalu saya minta si mas isi setengah bagian misting dengan jamur goreng. Lalu masnya nimbang jamurnya + kasi label harga. Dan di-nol-ini lagi. Kemudian minta lagi si mas isi setengah bagian misting dengan teri goreng dan masnya nimbang lagi dan kasi label harga.Kenapa harus di-nol-in? Biar berat mistingnya terkurangi.


Timbangan elektrik yang dimaksud

Timbangan elektrik ini biasanya juga dipakai untuk nimbang daging dan kawan-kawannya. Area buah punya timbangan lagi tersendiri. Sama-sama elektrik juga. Sebenarnya di pasar tradisional dan toko-toko kecil sudah banyak yang menggunakan timbangan elektrik ini. Tapi saat diminta untuk memberikan layanan timbang menggunakan wadah milih pembeli, gak cukup banyak yang paham dan mau ngeladenin. Mungkin asa ribet atau emang teu biasaeun weh makenya. Yang mana, kalaupun "dibimbing" dan dikasi tutorial secara baik-baik, responnya gak selalu positif. Malahan ngeluarin pernyataan-pernyataan aneh semacem:

1) "pokonya pembelian minimal 1 ons" --> har, kan tinggal tulis aja harga sekilonya berapa. Mau beli segimanapun, penjual gausah mikir lagi atau pegang kalkulator untuk hitung harganya karena langsung tertulis di display timbangannya.
2) "gak bisa neng kalo gitu" --> ituteh padahal udah dikasi tutorial tapi keukeuh. Mungkin alasan lainya terkait dengan banyaknya antrian di belakang saya si mamangnya males ladenin pembeli dengan "rikues khusus"
3) dll , sila boleh ditambahkan oleh teman-teman yang pernah berada pada kondisi serupa.

Sip, berkat kerja sama dengan si mas tukang timbang maka visi beli "sarapan" cemilan yang tanpa sampah TERLAKSANA!
Beli cemilan #ZeroWaste ? Bisa dongggggggg


Follow @1mg1cerita




No comments:

Post a Comment