Saturday 6 January 2018

Baru ke Museum Lagi!

Di tahun 2017 kemarin asalnya mau ikutan proyek #1bulan1museum. Lalu di akhir tahun dengan semangatnya pergi ke salah satu museum di Jakarta. Itupun ga sengaja. Sedang ada kegiatan fasilitasi dan di jalan yang sama ada museum. Menyelinap pas jam istirahat maksi dan di sananya juga rusuh, jeprat-jepret foto sana-sini karena untuk kepentingan liputan. Pas sampai lokasi pelatihan dan intip foto-fotonya ternyata WAKWAWWWW abu-abu semua. Ternyata memori abis boooo~ Udah, gagal bikin liputan dan sampai bulan Desember gak pernah ke museum lagi.

Bulan Desember kemarin akhirnya menyempatkan diri ameng ke museum. Dalam 1 siang bahkan 2 tempat sekalian. Ahahaha, mumpung ada kesempatan langsung ke 2 tempat kekinian yang orang-orang banyak foto di instagram yaitu Bandung Planning Gallery dan Museum Gedung Sate. Biar apa ke museum? Ya biar ameng weh ka kota dan penasaran aja macem apa tempatnya.

Info lebih lanjut tentang kedua tempat itu, kepoin aja langsung instagramnya dan di postingan kali ini tak banyak foto yang disertakan karena di acara ulin kemarin ga banyak foto-foto dan menikmati suasana aja.

Bandung Planning Gallery

Salah satu tempat foto yang instagramable di Bandung Planning adalah di tempat ini!

Bu Atalia aja sampai ada sesi foto kheuseus di area ini (Instagram @ataliapr)


Sebuah kubah yang setiap orang boleh nulis harapannya terhadap Bandung dengan media post it. Post it mah merk ketang. Nama generiknya apa ya? Selembar kertas yang di bagian belakangnya ada lem segaris sehingga mudah ditempel, dilepas dan dipindah-pindah.

Mengapa perlu bisa dipindah-pindah? Karena biasanya kertas-kertas tersebut memerlukan pengolahan lebih lanjut. Apakah segala harapan yang ditempel oleh pengunjung museum itu akan diolah lebih lanjut? Tanya aja sama pengelolanya 😉

Terkait post-it. Saya dulu kenalnya metaplan. Selembar kertas bekas (biasanya udah dipakai 1 sisinya) yang dipotong-potong. Biar apa? Biar ga ngambil kertas baru banget. Lalu ditempel pakai isolasi kertas biar bisa dipindah-pindah. Pada fasilitasi yang lebih "mewah" metaplannya terbuat dr karton berwarna. Pada era fasilitasi sebelumnya (berdasarkan dongeng) juga digunakan lem khusus yang disemprotkan pada kain sehingga kita bisa nulis-nulis di metaplan dan lalu langsung tempel di kain.

Kamu biasanya pake metaplan model apa? Dan mengapa?


Museum Gedung Sate

Gimana kesannya setelah mengunjungi Museum Gedung Sate? Yang langsung keinget tuh, adem karena ber-AC dan ada beberapa wahana yang interaktif. Etapi masih lebih banyak interaksi di Bandung Gallery Planning. Di sana layarnya kebanyakan touchscreen. Pas ke museum Gedung Sate, tiap ketemu layar, bawaannya langsung coba pencet-pencet, dikirain layarnya pada touchscreen juga 👻👻 .

Tempat yang sepertinya buat spot foto-foto (foto koleksi pribadi) 


2 tempat yang saya sebut barusan adalah contoh museum kekinian yang nyaman untuk dikunjungi. Tapi kenapa ya, walaupun udah didesain kekinian, rasanya tetep pengen aja didongengin sama pemandu. Kalo kaya di Museum Asia Afrika, kan emang ada pegawai khusus yang peranannya memandu pengunjung. Kamu ngerasain hal yang sama ga?

No comments:

Post a Comment